FIQIH AULIA MEDIA

Blog pribadi yang berisi kumpulan karya Jurnalistik. Berita, Feature, Opini, Artikel, Foto dan Video.

Powered by Blogger.

Opini : Mulailah Berpikir Untuk Pindah

Judul di atas sangat tepat dengan realita saat ini, dimana Indonesia dengan Pulau Jawa sebagai pusat dari segala koordinasi pemerintahan dan permukiman penduduk. Sudah sedikit sekali lahan hijau dan terbuka yang ada di pulau ini, semuanya penuh oleh gedung-gedung kantor, pusat perbelanjaan, dan permukiman kumuh penduduk di setiap kota besarnya. Sampai-sampai banjir sudah merupakan suatu hal yang lumrah terjadi di pulau ini, karena air hujan tidak tahu kemana harus mengalir saat turun ke bumi.

Tak adanya daerah resapan untuk menampung air hujan tersebut, seringkali membuat kita sebagai penghuni pulau ini ketar-ketir sibuk mengamankan harta berharga milik pribadi saat hujan turun. Ditambah lagi dengan fakta semakin banyaknya daerah padat penduduk, maka semakin tinggi pula tingkat resiko terjadinya kebakaran akibat petir yang menyambar tiang listrik saat hujan di daerah permukiman penduduk. 

Selain itu, jalur pinggiran sungai yang semestinya menjadi “tembok penghalang” air saat hujan turun malah dijadikan tempat permukiman kumuh penduduk kelas bawah. Sungai juga tidak menjadi indah lagi untuk dilihat oleh mata tatkala sampah menumpuk di sungai yang menjadi penyebab pokok terjadinya banjir di kota besar pulau Jawa.

Walau sudah sering terjadi, nampaknya kita masih saja “membandel” tidak mau berpikir untuk menyehatkan lingkungan di Pulau Jawa ini. Kita masih saja protes terhadap kebijakan pemerintah terutama yang berkaitan dengan masalah lingkungan, tetapi disatu sisi kita juga masih mengacuhkan lingkungan. Buang sampah sembarangan adalah contoh terbesarnya, kita semua seringkali masih menganggap remeh aturan ini. 

Padahal disadari atau tidak, itu berdampak besar pada lingkungan. Jika kita selalu menerapkan perilaku hidup sehat kepada lingkungan, dengan membuang sampah ke tempat sampah saja, misalnya, kita tidak perlu repot-repot melakukan protes ke pemerintah bahkan sampai demonstrasi besar-besaran yang berujung kerusuhan soal lingkungan yang tak nyaman di daerah tempat tinggal kita.

Kepadatan permukiman penduduk khususnya kawasan kumuh juga dapat beresiko tinggi terkena longsor, bangunan-banguna rumah yang terlalu banyak dan kumuh menyebabkan tanah dibawahnya yang tak sanggup lagi menopang beban. Ini juga salah satu kebiasaan masyarakat kita yang selalu menganggap bahwa membangun umah bisa dimana saja. 

Padahal jika longsor sudah terjadi, mereka juga yang merasakannya. Sepertinya kita ini memnag sudah terbiasa untuk mengungsi ke tempat pengungsian hanya karena persitiwa yang berawal dari masalah sepele.

Karena kebiasaan buruk kita yang seperti inilah pembangunan negara terhambat karena setiap tahunnya APBN selain sering diselewengkan juga sering dipakai untuk pembangunan infrastruktur daerah yang sebenarnya tidak perlu. Seperti menambal tanggul yang jebol pinggir sungai daerah bekas banjir, yang selalu dilakukan dari tahun ke tahun, memboroskan uang negara saja. 

Padahal, ada hal lain yang lebih penting untuk dibenahi semisal infrastruktur pendidikan, konstruksi jalan-jalan darat, atau pembangunan jembatan tol laut, mengingat negara kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia, jadi harus dihubungkan oleh jembatan dari pulau ke pulau.

Masalah sosial juga terjadi akibat lingkungan kota yang tidak indah untuk dilihat, misal, ketika ibukota Jakarta banjir besar penduduk setempat pasti langsung akan berkata bahwa ini adalah banjir kiriman dari daerah Bogor yang secara geografis letaknya lebih tinggi dibanding ibukota, padahal hukum sederhana air yang selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah adalah faktanya. 

Sehingga yang terjadi warga pinggiran ibukota seringkali dijadikan kambing hitam oleh penduduk ibukota, padahal semua itu terjadi akibat ulah mereka sendiri yang tidak peduli dengan kondisi sungainya. Faktor pemerintah daerah dan pusat yang suka terlambat respon juga menjadi penyebab masalah sosial di daerah padat penduduk semakin besar.

Kita memang seharusnya lebih peduli terhadap lingkungan kita sendiri, tetapi entah mengapa sudah berkali-kali musibah datang menghampiri kita akibat kurangnya perhatian terhadap lingkungan, kita masih saja bisa tutup kuping dan mata sambil menganggap bahwa fenomena seperti itu adalah hal yang wajar untuk kita alami. 

Jika bencana besarnya sudah datang, bahkan merenggut korban jiwa yang banyak dan itu adalah keluarga-keluarga mereka sendiri, mereka sendirilah yang ujung-ujungnya menangis dan berteriak meminta bantuan kepada orang lain dan pemerintah akibat bencana yang sebenarnya karena ulah mereka sendiri.

Kembali lagi ke awal pembahasan, pulau yang kita tinggali ini memang sudah sesak untuk ditinggali. Tapi mengapa jutaan orang tiap tahunnya selalu datang berdutun-duyun ke pulau Jawa ? Jawaban yang paling tepat mungkin adalah tinggal di pulau Jawa membuat taraf kehidupan mereka meningkat daripada tetap tinggal di desa yang lain pulau.

 Mengapa hal ini terjadi ? Karena kesenjangan pembangunan daerah, terutam yang dari wilayah timur Indonesia. Dalam hal ini pemerintah semestinya pula sadar, bahwa penduduknya tak hanya tinggal di Pulau Jawa saja. Namun ada banyak penduduk lainnya yang bahkan tinggal di daerah terpencil, seperti di Pulau Rote, Sangihe Talaud dan Sabang, yang mereka juga membutuhkan uluran bantuan dari pemerintah untuk membangun desanya.

Padahal jika pemerintah mau untuk memperhatikan warga-warga yang tinggal di luar Pulau Jawa dengan membangun infrastruktur penunjang kehidupan warga-warga di sana. Dijamin, masyarakat Indonesia pelosokpun akan berpikir dua kali untuk merantau ke Pulau Jawa, karena di desanya sudah tercukupi kebutuhan hidup dan lain-lainnya. 

Jika itu terjadi, maka masyarakat Pulau Jawapun tidak merasa terbebani hidupnya, akibat lingkungannya yang semakin kumuh, bau, panas, dan lembab yang juga berdampak kepada kerukunan masyarakat yang berasal dari suku yang berbeda.

Atau hal sebaliknya, yaitu dengan transmigrasi besar-besaran masyarakat Pulau Jawa ke pulau lainnya lalu bekerja sama dengan penduduk lokal untuk membangun desa dan kota kecilnya menjadi kawasan perindustrian yang sehat dan menguntungkan semua pihak. Sekali lagi, kalau langkah ini mau dilakukan pemerintah harus membantu para calon transmigran yang akan berangkat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai, dan perbekalan-perbakalan lainnya.

Jika itu semua belum terjadi sama sekali, dan pemerintah masih tutup kuping dan mata atas nasib rakyatnya akibat masalah lingkungan yang sudah bertahun-tahun tak kunjung selesai, lantas bagaimana solusinya ? Solusinya adalah dari kita sendiri sebagai rakyat, mulai ikhlaskan hati untuk berlaku sehat terhadap lingkungan agar senantiasa nyaman untuk ditinggali.

Kalau masih acuh juga ? Ya, sudah sepantasnya kita mulai berpikir untuk pindah keluar dari Pulau Jawa agar kita juga merasakan apa yang mereka rasakan tinggal di desa terpencil. Daripada menjadi duri dalam daging, seorang kotor diantara kawanan yang bersih atau juga sangat kotor.

Video Teaser Trailer dan Sinopsis Film The Jungle Book 2016

The Jungle Book (2016)

Cast dan Crew Film The Jungle Book (2016)

Genre : Adventure, Drama, Fantasy
Sutradara : Jon Favreau
Penulis Skenario : Justin Marks
Penulis Buku : Rudyard Kipling

Pemain Film dan Pengisi Suara:

Neel Sethi sebagai (Mowgli)
Ritesh Rajan sebagai (Mowgli's Father)
Sara Arrington sebagai (Nilgai Mother)
Scarlett Johansson mengisi suara (Kaa)
Idris Elba mengisi suara (Shere Khan)
Bill Murray mengisi suara (Baloo)
Christopher Walken mengisi suara (King Louie)
Lupita Nyong'o mengisi suara (Raksha)

Tanggal Rilis Perdana : 15 April 2016
Produksi : Moving Picture Company (MPC), Walt Disney Pictures
MPAA : PG-13
Durasi : 116 Menit

Video Teaser Trailer The Jungle Book (2016)


Klik link Youtube jika kesulitan membuka video.

Sinopsis The Jungle Book (2016)

Film "The Jungle Book" menceritakan tentang kehidupan serta petualangan seorang anak hutan bernama Mowgli (Neel Sethi). Mowgli merupakan seorang anak yang dibesarkan oleh sekelompok hewan yang berada di hutan. seperti Serigala, Monyet, Panther dan lain lain.Suatu hari Mowgli dipaksa untuk melakukan sebuah perjalanan dan meninggalkan hutan yang sudah menjadi rumahnya, demi untuk bisa menemukan jati dirinya sendiri.

Akan tetapi suatu ketika ada seekor Harimau yang ingin menyerang dan membunuh Mowgli. Harimau tersebut bernama Shere Khan (Idris Elba). mengetahui hal tersebut Panther (Ben Kingsley) dan Beruang "Baloo" (Bill Murray) berusaha sekuat tenaga utuk melindungi Mowgli dari serangan harimau jahat tersebut. walaupun mereka harus mengorbankan nyawa mereka masing masing.Akankah Mowgli bisa lolos dari kejaran Shere Khan?

Film "The Jungle Book" ini merupakan adaptasi dari novel yang berjudul sama karangan Rudyard Kipling pada 1894. Dan juga merupakan versi remake dari film sebelumnya yang berjudul sama. Film tersebut diproduksi oleh Disney dan rilis pada 1967.

Perbedaan Taksi "Online" di Indonesia dengan Singapura

BANDUNG - Taksi, adalah salah satu transportasi umum yang belakangan ini menjadi hangat dibicarakan masyarakat yang tinggal di kota-kota besar Indonesia. Bukan karena pelayanannya, namun lebih kepada tingkah oknum yang terlibat di dalam bisnis taksi nasional.

Online, adalah suatu hal yang belakangan juga sering dibicarakan, integrasinya dengan beberapa sarana transportasi umum di Indonesia seperti taksi dan ojek, membuat masyarakat kini lebih memilih untuk menggunakan taksi atau ojek berbasis online ini karena faktor ketepatan waktu dan ongkos yang sesuai dengan jarak tempuh dan sistem lainnya yang terkomputerisasi secara detail.

Adanya taksi yang canggih ini selain berdampak positif pada kenyamanan penumpang, juga berdampak negatif bagi para stakeholder swasta bisnis transportasi taksi di Indonesia. Dampak negatif yang terbesar ialah "lapak" taksi konvensional yang "seolah-olah" sudah diambil oleh taksi berbasis online.

Berbagai aksi penolakan terhadap taksi online telah sering dilakukan, yang paling parah terjadi sekitar seminggu yang lalu, saat kumpulan supir salah satu taksi swasta melakukan unjuk rasa dengan menghadang arus jalanan ibukota dan merusak kendaraan taksinya sendiri.
Dilansir dari laman Kompas, tak seperti di Indonesia, transportasi konvensional di Singapura hidup berdampingan dengan transportasi online. Di beberapa sudut jalan yang notabene tempat pemberhentian angkutan, misalnya, orang juga bebas memilih kendaraan mana yang hendak dipakai, konvensional atau memesan online.

Di antara para sopir kendaraan itu, tak satu pun saling caci ketika ada yang lebih dulu mendapat penumpang. Begitu pula saat beberapa angkutan bersistem online menjemput satu dari penumpang yang menunggu itu, tak ada celetukan miring terlontar.


“Di sini, taksi konvensional dan taksi online penuh toleransi. Kami tak pernah bertengkar,” ujar Abdul Rashid Bin Kassim, si pengemudi mobil, dalam perjalanan pada malam itu.

Padahal, kata Rashid, transportasi online bisa jadi lebih laku daripada moda konvensional, seperti halnya di Indonesia, apalagi kalau sudah lewat tengah malam.

“Saat tengah malam, ada ongkos midnight untuk jasa transportasi konvensional. Karena itu, penumpang lebih suka naik taksionline,” ungkap Rashid.

Meski begitu, tak pernah ada komplain terkait soal itu. Terlebih lagi, ujar Rashid, ada regulasi dan hukum yang jelas bagi jasa transportasi online.

Sistem transportasi online dinyatakan legal di Singapura per 1 Desember 2015. Namun, para penyedia aplikasi layanan transportasi ini harus memiliki sertifikat khusus yang diterbitkan Pemerintah sebagai izin pengoperasian layanannya.

Dalam peraturan yang berlaku, tercakup pula ketentuan soal tarif perjalanan hingga cara pemesanan. Dengan itu, ada standar yang dijalankan bersama.

Lalu, para sopir layanan transportasi online pun mesti lulus ujian lisensi dari Land Transport Authority (LTA), lembaga khusus yang bertugas mengatur seluruh pelayanan transportasi, baik kereta, bus, maupun taksi. Lisensi ini dibuat untuk menentukan kepastian kualifikasi para pengemudi layanan transportasi online.

“Belum sepenuhnya diterapkan, karena baru empat bulan. Ya paling tidak, tiga bulan mendatang, semua sopir taksi onlineseperti saya sudah harus lulus uji lisensi,” imbuh Rashid.

Nah, kalau di Singapura bisa begitu, apakah di Indonesia tak bisa terjadi hal yang sama? Apakah perlu kita berguru juga ke Singapura untuk urusan yang ini?
Gol Coutinho di Old Trafford terpilih menjadi gol terbaik bulan Maret

Gol Coutinho di Old Trafford terpilih menjadi gol terbaik bulan Maret

Gol Coutinho di Old Trafford terpilih menjadi gol terbaik bulan Maret #LFC #LFCIndonesia
Dikirim oleh Liverpool FC pada  31 Maret 2016


Gol pemain Brasil ini memang membuat fans Liverpool yang ikut mendukung di Old Trafford langsung bersorak, apalagi sebelumnya Liverpool telah kebobolan terlebih dahulu. Gol ini sendiri dicetak ketika Coutinho berhasil menyamakan skor di akhir babak pertama pada pertandingan leg 2 perdelapan final Liga Europa. Ketika itu Liverpool berganti kunjung ke Stadion Old Trafford markas dari Manchester United (MU).

Coutinho mampu melewati Varela dan secara cantik mampu membuat De Gea tidak berkutik dengan tendangan terarah dari sudut sempit.

Dilansir dari laman Liverpool FC Indonesia, gol ini terpilih menjadi yang terbaik dengan suara sebanyak 73 persen dari total pemilih. Tidak hanya itu, Coutinho juga menyabet posisi kedua melalui gol indah ke gawang Southampton.

Urutan ketiga menjadi milik Lallana dengan gol tendangan jarak jauh ke gawang Manchester City, sementara urutan empat dan lima dimiliki oleh Firmino.

UIN Sunan Gunung Djati Gelar Seminar Nasional MEA 2016

BANDUNG – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, menggelar seminar nasional di Aula Serbaguna UIN Bandung. Seminar ini sendiri memiliki tema Inovasi dan Sinergi Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean.

Seperti yang dilansir dari laman Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, acara yang digelar untuk memperingati Dies Natalies Ke-48 UIN Bandung tersebut, juga dihadiri oleh Rektor ITB Kadarsah Suryadi, Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad, dan Rektor UPI Furqon.

Dalam seminar ini UIN SGD menggandeng kampus yang diwakili oleh tiga rektor tersebut untuk bekerja sama dalam berkontribusi kemakmuran bumi. Diharapkan terjadi komunikasi yang baik antara keempat perguruan tinggi negeri ini.

Dalam orasinya Rektor Bandung, Prof Mahmud mengatakan perguruan tinggi itu harus dirasakan keberadaannya oleh masyarakat. Penguatan sumber daya manusia umat sangat penting untuk memastikan UIN Bandung bersama umat dan eksis dalam setiap kondisi zaman.

Mahmud juga menambahkan, kualitas sumber daya manusia itu dibangun oleh pendidikan bermutu. Iman, amal saleh dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan sabar sebagai fondasinya. “Itu sikap dasar seorang ilmuwan, selalu terbuka dalam kebaikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Bagi mereka yang tidak sadar dengan zaman yang dihadapi, akan merugi,” tuturnya.

Ia menambahkan, sinergi dalam membangun sumber daya manusia umat dapat dilakukan bersama dan saling melengkapi. “ITB akan menguatkan bidang teknologi, Unpad bidang humaniora dan kedokteran, UPI bidang pendidikan dan UIN Bandung bidang agama dan kemasyarakatan. Saya yakin, peradaban besar Islam akan lahir dari Bandung dengan sinergi empat perguruan tinggi tersebut,” tegas Mahmud.

Ketua Pelaksana Seminar Nasional yang juga Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Prof Rosihon Anwar menyatakan, inovasi perguruan tinggi sangat dibutuhkan mengingat tantangan globalisasi yang berat.

“Banyak perusahaan besar yang tiba-tiba bangkrut karena tidak berinovasi. Inovasi adalah inisiatif cerdas manusia menghadapi perubahan yang begitu cepat,” tuturnya.



Back To Top